Oleh Nomi Aryani, S.Pd.
Potensi perikanan pada saat ini ditingkat masyarakat luas, sudah terbiasa mencoba memanfaatkan potensi yang ada, banyak cara yang digunakan untuk membuat sarana yang sangat sederhana dalam budidaya perikanan air tawar.
Sarana budidaya perikanan air tawar banyak bermacam pola sederhana dan murah untuk kalangan petani rumahan. Ada yang menggunakan ember plastik, galon air isi ulang, kulkas bekas, bak mandi bekas dan wadah lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara ikan air tawar yang dikombinasikan dengan bersama menanam sayuran kangkung atau sejenisnya di atas wadah tersebut dengan menggunakan gelas plastik bekas, tentu dapat diperjual-belikan dan menjadi lahan bisnis yang murah meriah namun menguntungkan.
Kalau kita berpikir lebih jauh, pemanfaatan limbah plastik yang dijadikan wadah budidaya perikanan air tawar menjadi solusi yang tepat. Ada metodeloginya yang terkini untuk kalangan pembisnis budidaya air tawar yaitu sistem bioflok, yang mana sarana dan prasarananya lebih mudah didapatkan, karena bahan tersebut memang sudah ada dimasyarakat dan dapat dibeli di toko bahan bangunan, berupa ; kawat halus besi cor ukuran 5 mm, terpal plastik, plastik fiber, dobel tis, selang dan pipa air, ember, dan fasilitas pembuangan limbah air bioflok yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk untuk tanaman lainnya.
Potensi ini sangat menjanjikan dengan fasilitas sederhana dapat menghasilkan produk perikanan ikan segar berupa; ikan nila (oreochromis niloticus) , udang vaname ( litopenaeus vannamei) , lele (claries batrachus). Tentunya bioflok ini salah satu teknik budidaya perikanan air tawar dengan melakukan rekayasa tempat atau lingkungan yang dikendalikan oleh besarnya kebutuhan oksigen (O) dan memanfaatkan mikroorganisme pada air kolam itu yang dapat meningkatkan produksi nilai pakan itu sendiri dengan perlakuan yang sederhana.
Prinsip dasarnya adalah bagaimana ,mengubah senyawa organik dan an-organik yang terdiri dari karbon (C), oksigen(O), hydrogen (H) dan Nitrogen (N) terbentuk menjadi masa sludge berbentuk bioflok. Ini bisa terjadi karena memanfaatkan berbagai macam mikroorganisme air seperti : bakteri. Alga, protozoa, fungi, metazone, nematode, rotifer dan organisme lainnya yang dapat memakan kotoran atau zat berbahaya yang dapat berubah menjadi protein yang menjadi sumber makanan buat ikan itu sendiri.
Penerapan budidaya sederhana ini sudah banyak diterapkan pada perikanan air tawar, terutama ikan lele dan nila salin, terutama dengan perlakuan khusus dapat meningkatkan produktivitas hasil perikanan yang lebih tinggi dan memang menjanjikan dengan meminimalisir penggunaan lahan yang luas sehingga efektif dalam meningkatkan efesiensi lahan dan penggunaan air.
Kalau dilihat dari keuntungan yang dapat diperoleh adalah pH air menjadi relatif lebih stabil, sehingga dapat menurunkan kandungan ammonia (NH3), kurangnya pengaruh sinar matahari yang diperlukan, penebaran bibit lebih tinggi (kurang lebih bisa mencapai 3.000 ekor per metriknya), produktivitas sangat tinggi, pakan dapat diminimalisir sampai 0,7 Feed Convention Ratio (FCR).
Sedangkan dilihat dari sisi kekurangnnya adalah dibutuhkannya periode permulaan dan hasilnya yang selalu tidak konsisten antarmusimnya, kenapa demikian ? Yang dominan sangat mempengaruhi adalah penyuplaian sumberdaya listrik yang terus menerus secara konsisten untuk mencampuri air budidaya lebih besar dibandingkan sistem lainnya. Ketergantungan inilah yang dapat menyebabkan resiko fluktuasi hasil panen yang didapat nantinya.
Kini para petambak ikan atau pelaku budidaya perikanan air tawar ini mulai merasakan efektivitasnya menerapkan sistem bioflok, namun yang masih dikaji oleh mereka, apakah metode bioflok ini dapat digunakan selain ikan lele, udang vaname dan nila saja ? ternyata sudah ada sebagian kalangan petambak yang mencoba ikan gurame dan udang lobster air tawar, patin yang mulai digemari pasar dalam menyuplai ikan air tawar kepada konsumen yang menyukai produk perikanan tersebut.
Kami selaku pengampu mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) di SMK Negeri 4 Pangkalpinang dengan mengimplentasikan kurikulum merdeka pada semester ini, sangat memberikan ruang yang merdeka kepada seluruh peserta didik dan guru produktif Konsentrasi Agroindustri Perikanan Air Tawar dalam menerapkan sistem bioflok pada budidaya udang vaname dan ikan nila salin. Sudah nampak keuntungan yang diperolah yang mana hasil panen yang kedua ini telah diperjual- belikan kepada rekan –rekan guru, baik produk segar maupun sudah diberikan bumbu marinasi sehingga mudah langsung untuk dimasak atau mungkin disimpan di dalam kulkas untuk lebih meresap bumbu tersebut.
Potensi ini sudah mulai memberikan hasil yang cukup menggembirakan dengan terbentuknya sinergisitas antara peserta didik dan guru pengampu dengan terjadwalnya pemberian pakan dan pengawasan sistem air brush (tekanan udara) yang dibutuhkan untuk peranginan dan stabilisator emulsi air sehingga tetap stabil dan terkendali.
Penerapan bioflok tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan di sekolah-sekolah yang bukan berafiliasi perikanan saja. Pengimbasan bisa dilakukan dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan sederhana kepada guru dam peserta didik pada sekolah lainnya. Kenapa demikian? Dengan mempertimbangkan lahan yang tidak begitu luas dapat digunakan bioflok sebagai jawaban yang efektif dan efesien pembudidayaan ikan air tawar.
Direktur Jendral Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu seperti dikutif dari troboslivestock.com, (27 September 2021) menjelaskan budidaya ikan sistem bioflok banyak menarik minat pembudidaya ikan air tawar, karena menjanjikan peningkatan pendapatan hingga tiga kali lipat dibandingakn dengan sistem konvensional. Sebab sistem bioflok ini mampu menampung padat tebar yang tinggi, efesiensi dalam penggunaan pakan dan air, serta dapat memaksimalkan penggunaan lahan yang tidak begitu luas areanya.
Senada dengan pernyataan Tebe Haeru, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Jambi, Boyun Handoyo mengungkapkan bahwa konstruksi kolam bioflok yang berbentuk bulat sangat efesien dalam menggunakan lahan serta tidak merusak konstruksi tanah, karena tidak ada penggalian tanah itu sendiri.
Berawal dari kesadaran penerapan kurikulum merdeka pada pelajaran IPAS dalam mengunakan sistem bioflok dan sudah dilakukan oleh civitas akademika SMKN 4 Pangkalpinang dapat memberikan inspirasi baru dengan kolaborasi berupa pengimbasan kepada guru dan peserta didik sekolah lainnya menjadi lebih bermanfaat dalam berinovasi pada proses pembelajaran IPAS dan Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) pada sekolah lainnya.
Mudah-mudahan dari alat dan bahan yang cukup sederhana dapat menghasilkan pembelajaran berdiferensiasi, mampu meningkatkan kompetensi peserta didik untuk berpikir dari yang sederhana dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekeliling kita dapat menjadi lebih produktif dan memiliki nilai tinggi ketika dipoles dengan sentuhan keilmuan yang sederhana dan tinggi nilai manfaatnya