Artikel

Membangun Karakter Anak Dari Kecanduan Gadget

Oleh Yuernah, S.Pd.,Gr

Teknologi yang sekarang ini telah melanda dunia bukan hanya dunia kerja saja tapi juga mulai orang dewasa, orang tua bahkan anak-anak kecil sekalipun. Teknologi tak kan pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Karena teknologi ini sangat penting guna kelancaran dan kemudahan kehidupan kita. Tanpa teknologi so pasti hidup kita gelap.  Gelap dari informasi, bahkan perekonomian pun lumpuh. Karena teknologi yang mempunya peran penting dalam perekonomian kita sehari-hari. Nah, apakah teknologi itu? Tak lain dan tak bukan handphone yang sering dikenal dengan istilah kata “gadget”. Gadget merupakan teknologi sekaligus gaya hidup yang sekarang ini tidak dapat kita tinggalkan. Namun, dengan gadget ini juga dapat mempengaruhi karakter, kecerdasan intelektual baik verbal, moral, emosi bahkan perilaku kita sendiri. Tidak dapat kita pungkiri, gadget atau handphone atau telepon genggam sebagai alat komunikasi adalah penemuan sangat sangat luar biasa  canggih yang ditemukan oleh Martin Cooper, pegawai motorola pada tahun 1973. Motorola itu sendiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang radio dan telekomunikasi. Selain sebagai alat komunikasi, handphone juga semakin canggih fungsinya dengan berbagai variasi fitur serta manfaatnya. Sehingga siapa pun yang mempunyai HP dapat mengakses dalam waktu yang singkat dan yang penting ada paket kuota serta sinyalnya kuat. Tanpa ada kendala.  Bahkan anak kecil berusia 2 tahun pun dapat mengaksesnya. Handphone itu sendiri ibarat sebuah pisau.  Jika digunakan dengan bijak, banyak manfaatnya. Karena apa? Apa pun ada di sana.  Karena Handphone, guru ke tiga setelah lingkungan keluarga, dan sekolah. Tapi dia tidak bisa mendidik kita.

Ya, kita yang harus pandai dan bijak dalam menggunakannya. Jika kita menggunakan dengan tidak bijak, banyak segi negatifnya yang kita dapatkan. Bermain game yang berlebihan akan mengganggu baik segi kesehatan mata karena paparan radiasi, emosi yang tidak terkendali, bahkan jauh rasa sosial dengan lingkungan sekelilingnya. Serta tidak fokus belajar dan kurangnya rasa empati, simpati dan tanggung jawab, pekerja keras, kasar terhadap orang lain, bahkan terhadap orang tuanya sendiri. Karena kecanduan gadget yang berlebihan. Apalagi kurangnya keharmonisan dalam keluarga dan siraman rohani sehingga melengkapi merosotnya perilaku karakter anak kita.  Kalau sudah terjadi seperti ini salah siapakah? Anak kah atau orang tua kah. Kadang kala kita sebagai orang tua terlalu ego. Segala sesuatu diberikan dengan mudah kepada anak tanpa pikir apa risikonya, seperti anak menangis. Berikan saja Handphone, anaknya sudah diam. Bermula dari sana awal kecanduan gadget yang tanpa kita sadari. Selain itu merosotnya kemampuan literasi dalam diri sendiri. Apa sih literasi itu? Literasi itu sendiri adalah kemampuan membaca dalam memperoleh informasi, menyaring dan memilah informasi sebelum dishare informasi ke orang lain yang informasinya bermanfaatkah atau tidak bagi orang lain. Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi (calistung), literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi sosial.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Degradasi moral/penurunan karakter remaja, karena pengaruh HP dapat kita temukan mulai dari kasus yang paling sederhana yaitu budaya menyontek dan copy paste yang mengikis karakter jujur, mandiri, tanggung jawab dan malu sehingga hilangnya karakter malu di media sosial (medsos).

 

Dan masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun  kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Sementara menurut Bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak, agar mereka mampu tumbuh dan berkembang, sebagai manusia mau pun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Dari pengertian dua expert  di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan berfungsi untuk menyiapkan manusia dalam hal ini anak kita dalam tumbuh kembang yang baik yang memiliki sifat karakter yang jujur agar dapat mendewasakan manusia guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Nah, bagaimana menanggulangi anak kita dari kecanduan gadget? Satu langkah yang harus kita lakukan adalah merangkulnya dengan kata-kata yang bijak, tidak memarahi atau menyudutnya. Semakin dimarahi semakin mereka berontak. Kenapa? Bermula dari menghilangkan rasa kejenuhan karena kita tidak ada di saat mereka membutuhkan kita. Ini terjadi karena kita sebagai orang tua sibuk dengan dunia sendiri, sibuk kerja, sibuk dengan gadget, bahkan sibuk dengannya diri sendiri alias sosialita. Melupakan anak yang kita lahirkan, kita besarkan juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kita sebagai orang tua. Meskipun hanya mendengar apa yang terjadi pada mereka di saat kita tidak ada di sampingnya. Di saat anak menggunakan gadget, kita sebagai orang tua sebaiknya selalu mendampinginya, mengarahkan, membimbing serta mengawasi anak kita. Kita berikan waktu untuk anak kita di saat menggunakan gadget, tidak full day.

Alangkah baiknya lagi, kita tanyakan anak kita, apa yang mereka cari, apa yang mereka lakukan, game apa yang disukai, dan  bagaimana cara mengoperasikan. Kenapa? Karena sebenarnya anak kita memiliki kelebihan yang tak kita sadari sebelumnya.  Kita sebaiknya dukung dan cari potensi / kelebihan dalam diri anak. Siapa tahu itu jalan menuju masa depannya. Alias jago IT.

Penulis: 
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA N 1 Riau Silip
Sumber: 
BTIKP
Tags: 
Membangun Karakter Anak Dari Kecanduan Gadget