Oleh: Sangdi, M.Pd
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling sempurna, baik secara tertulis maupun lisan. Berkomunikasi berarti menggunakan alat penghubung yang di sebut bahasa. Bahasa yang terhubung bergerak melalui dua arah antara yang menuturkan bahasa dan yang menerima atau mendengarkan bahasa. Ada banyak bahasa yang terdapat di dunia ini. Bahasa Indonesia salah satunya. Tulisan ini mencoba memberikan sedikit masukan bagi khazanah keilmuan bagi para akademisi maupun pemerhati dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bahasa dunia karena bagaimanapun bahasa serta kemampuan berbahasa dapat mengantarkan seseorang dalam komunikasi atau interaksi dalam kancah lokal, nasional dan internasional.
Bahasa itu sangat berperan dalam interaksi, bermu'amalah, bahkan para Rasul pun diutus dengan bahasa yang sesuai dengan kaumnya, tujuannya bukan lain agar ia dapat menyampaikan risalah yang diemban olehnya kepada para umatnya. Agar terjadi hubungan timbal balik di antara keduanya (pembicara dan pendengar).
Seperti yang telah disinggung pada paragraf di atas, bahwa bahasa itu sangat penting bagi setiap orang, bahkan seseorang yang tidak mungkin terlepas dari bahasanya. Bahasa ibu yang mungkin sering kita dengar adalah bahasa pertama yang dimiliki oleh setiap orang sejak ia lahir.
Sebelum berbicara banyak tentang bahasa, ada baiknya jika kita mengetahui apa arti atau apa makna bahasa itu sendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga dapat menunjukkan bangsa, artinya bahasa yang digunakan oleh seseorang dapat mengidentifikasi asal keberadaannya, dari bangsa mana ia berasal, dari suku mana dan bahasa apa yang ia gunakan dapat diketahui oleh orang lain yang sedang berinteraksi dengannya secara langsung ataupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari cara berbicara yang dilakukan melalui logat berbicara seseorang.
Menurut Muhammad 'Ali al-Khûli, bahasa adalah perantara yang digunakan oleh seseorang dalam berbicara melalui lisan yang bertujuan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran. (Muhammad: 1982) Sedangkan menurut Fatimah Muhammad Mahjûb, ia mendefinisikan bahasa sebagai sebuah media komunikasi yang sangat penting bagi manusia dalam berinteraksi atau untuk saling mengerti satu dengan lainnya. (Fatimah: 1991)
Salah satu kenikmatan yang patut terlintas dalam benak dan harusnyalah disyukuri ialah kenikmatan telah di ciptakannya manusia, di ciptakanlah pula laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, lalu jadikanlah bahasa sebagai perantara penghubung berkomunikasi dalam di antara kita. Dalam banyak teori yang dimukakan oleh para peneliti ilmu bahasa serta perkembangannya, banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, bahasa dapat berkembang karena adanya pengaruh aspek kejiwaan atau mental yang kita kenal dengan Ilmu Psikolingustik, di mana aspek jiwa atau lebih detailnya bahasa atau kemampuan berbahasa itu dapat di pengaruhi oleh Otak manusia, sehingga otak sangat berperan dalam menstimulus respon berbahasa pada diri seseorang (Thomas Scofel: 2004)
Kita juga mengenal Ilmu Sosiolingustik, bidang ini berbicara aspek sosial atau bisa juga kita sebut perkembangan bahasa atau kemampuan berbahasa itu juga dipengaruhi oleh faktor sosial atau budaya yang ada dalam diri seseorang atau dari lingkungan sekitarnya. Manusia adalah makhluk sosial artinya manusia tidak dapat hidup sendiri dan tanpa berinteraksi dengan Manusia lainnya.
Manusia menjadi faktor utama yang menyebabkan adanya perubahan dalam berbahasa, dalam menggunakan bahasa, serta menjadi faktor yang menyebabkan perkembangan Ilmu Bahasa, sehingga muncul ilmu-ilmu baru yang dapat kita pelajari. Hal ini di sebabkan oleh karena Manusia itu adalah Bagian dari peradaban, dan bahasa dapat berkembang karena manusia memiliki ide kreatif dalam mengembangkan satu kata atau (satu bahasa) menjadi kata yang lain, apalagi karena manusia itu memiliki peradaban, sehingga seiring peradaban itu berjalan maka semakin berkembanglah ilmu-ilmu pengetahuan itu. Bahasa adalah indikator yang membedakan antara manusia dan hewan, mengapa demikian? Karena jelas bahasa yang digunakan bahasa, sedangkan hewan tidak. Itu juga dikarenakan manusia memiliki peradaban,
Menurut Prof. Dalam hal ini bahasa yang kita gunakan (oleh Manusia) dapat berupa bahasa pertama ( first language ) dan juga dapat berupa bahasa kedua ( second language ), dan ada pula yang dinamakan bahasa Asing ( foreign language ).
Bahasa tingkat ketiga itu dapat digunakan oleh semua orang, namun seperti yang kita ketahui ada berbagai kasus yang menjelaskan bahwa di antara kita mengalami kesulitan dalam berbahasa, baik pengucapannya atau pun saat penggunaannya. Hal ini bisa di sebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri manusia itu sendiri. Internal yang sangat mempengaruhi Manusia dalam berbahasa adalah Otak manusia itu sendiri, mungkin Faktor Mental bisa menjadi sebab dalam berbahasa yang terjadi dalam diri kita.
Neuropsikolinguistik adalah salah satu cabang ilmu yang mencoba menjawab tentang persoalan kemampuan berbahasa pada Manusia. Di mana dalam sistem saraf manusia, Otak merupakan pusat saraf, pengendali pikiran, dan mekanisme organ tubuh manusia, termasuk mekanisme yang mengatur pemrosesan bahasa. (Arifudin: 2010)
Secara lebih konkret, Psikolinguistik sangat berbeda dengan Neuropsikolinguistik, psikolinguistik adalah kajian tentang proses dan representasi kognitif yang berada di balik penggunaan bahasa. Psikolinguistik terbagi atas empat bidang kajian yaitu; (1) produksi bahasa, (2) pemahaman bahasa, (3) leksikon dwibahasa, dan (4) perilaku bahasa yang menyimpang. Psikolinguistik mencakup proses kognitif yang memungkinkan seseorang menghasilkan kalimat yang gramatikal dan bermakna dari kosakata atau tata bahasa dan memahami ujaran kata, teks, dan lain-lain yang diujarkan. Psikolinguistik bersifat Interdisipliner dan dikaji oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, sains kognisi dan linguistik. Jadi, neuropsikolinguistik menelaah peran otak dalam pemerolehan, produksi, perosesan, pemahaman, ganguan bahasa,
Dari penjelasan di atas, fungsi kedua cabang keilmuan psikolinguistik dan neuropsikolinguistik sangat berbeda tipis, namun keduanya masih berbicara dalam ranah kemampuan berbahasa. Kedua disiplin ilmu itu juga sama-sama merasakan peran otak dalam memeroses kemampuan bahasa pada seseorang, jika terjadi kerusakan pada salah satu fungsi atau bagian dari otak maka muncul lah kesalahan dalam berbahasa atau perilaku menyimpang dalam berbahasa.
Manusia adalah makhluk yang memiliki struktur otak yang sempurna dan sangat jauh berbeda dengan struktur otak makhluk hidup lainnya seperti hewan. Otak manusia berbeda dengan otak simpanse, hal ini juga disebabkan oleh perbedaan fungsi otak dan struktur organ penghasil suara. Sebagian psikolog percaya bahwa perubahan yang terjadi pada organ vokal dan saraf jaringan dapat menghasilkan dan mempersepsi bunyi ujaran hanyalah aspek bahasa yang mengalami perubahan pada spesies manusia.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa hanya manusia yang memiliki struktur vocal yang sempurna, sehingga manusia dapat berucap dan berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa yang dimilikinya. Bahasa yang dimiliki oleh manusia (seseorang) terlebih bahasa tulisan, akan mampu merubah sebuah pemikiran, mempengaruhi banyak pembaca serta mampu merubah sebuah peradaban, karena melalui bahasa tertulis semua pikiran, ide dan gagasan dalam diri seseorang dapat terkurahkan secara menyeluruh yang terkadang terlewatkan jika dirinya secara lisan.
Bagaimanapun bahasa itu sangat penting dalam kehidupan, dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dalam hubungan nasional maupun internasional. Bahasa yang dari awal kemunculannya, hingga kekinian selalu mengalami perkembangan. Bahasa banyak dikaji oleh berbagai kalangan. Apalagi, di antara mereka itu bisa menghasilkan karya yang sangat monumental dan diakui. Lantas bagaimana dengan kita?
Ada banyak faktor yang memang menjadi kendala dalam proses belajar ilmu bahasa, terlebih bahasa asing, namun semua bisa di selesaikan, bisa dicari jalan keluarnya. Untuk itu penulis menghadirkan tulisan ini. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi pembuka cakrawala keilmuan, dan bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi mereka yang sedang mendalami ilmu bahasa.
Referensi :
- Achmadin Dimjati Makalah/Diktat perkuliahan Psikolinguistik pada Program Magister Pendidkan Bahasa Arab, Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2011.
- Arifudin, Neuropsikolinguistik (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2010), h. 2
- Fatimah Muhammad Mahjub, Dirâsât Fî 'Ilmi al Lughoh , (Dâr An Nahdhotu al 'Arabîyah: al Qôhiroh, 1991), h. 1.
- Muhammad 'Ali al Khûlî, Asâlîbu at Tadrîs al Lughoh al 'Arabîyah , (Al Mamlakah al 'Arabîyah al As Syu'udîyah: ar Riyadh, 1982), h. 15.
- Thomas Scovel, Pengantar Psikolinguistik Kajian Bahasa , (Oxford University Press: Oxford, 2004), h. 92-93.