PANGKALPINANG—Putra Pangkalpinang yang merupakan alumni dari SMA Negeri 1 Pangkalpinang, Drs. Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D resmi menyandang gelar Profesor setelah dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam sidang senat terbuka yang digelar di Gedung Auditorium Universitas Jember, Senin, 29 Januari 2024.
Prof. Drs Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D atau yang lebih akrab dipanggil Eby ini merupakan putera kelahiran Pangkalpinang pada 8 Februari 1964, dan sehari-harinya merupakan akademisi atau dosen pada jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Jember. Atas capaiannya, Eby menjadi satu-satunya Guru Besar Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej).
Apresiasi pun banyak diberikan masyarakat Bangka di perantauan saat pengukuhan guru besar tersebut. Mereka bahkan datang ke Universitas Jember atau perguruan tinggi negeri yang berjuluk Kampus Tegalboto ini untuk memberikan ucapan selamat. Dalam orasi ilmiahnya, Eby ia membacakan makalahnya yang berjudul Kontribusi Global South Terhadap Teori & Praksis Hubungan Internasional.
Prof. Drs Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D yang merupakan putra sulung dari pasangan Rozali HS dan Maryuznah Noer adalah sosok pekerja keras dan selalu haus akan ilmu pengetahuan. Baginya tak ada kata selesai untuk belajar dan tak ada kata lelah untuk menambah pengetahuan. Usai menyelesaikan pendidikannya di SMAN Negeri 1 Pangkalpinang, Eby kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Gaja Mada (UGM) pada jurusan Hubungan Internasional. Tak puas, ia pun melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Australia tepatnya di International Relations Australian National University.
Sosok Prof. Drs Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D sungguh tak lepas dari sosok Ahmad Elvian, budayawan sekaligus sejarahwan Bangka Belitung dan Mikron Antariksa, yang merupakan kepala BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Apa hubungan Eby dengan Ahmad Elvian dan Mikron? Ternyata Prof. Drs Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D adalah kakak kandung dari Ahmad Elvian dan Mikron Antariksa.
Dikutip dari sumber Antaranews.com, keputusan Aby untuk fokus menggeluti bidang hubungan internasional ternyata bukan tanpa alasan karena sejak kecil ia sudah tertarik dengan ilmu politik dan hubungan internasional yang terinspirasi dari sang ayah. Ia ingat betul ketika ayahnya selalu memutar berita dunia dari Radio BBC Inggris siaran berbahasa Indonesia.
Apabila sang ayah berhenti mendengar siaran BBC Inggris, Eby mengikuti siaran radio lainnya, seperti Netherlands Hilversum, Radio Australia dan Radio Peking, yang menyiarkan siaran berita berbahasa Indonesia.
Dari kebiasaan mendengarkan berita dunia melalui radio yang menyiarkan perkembangan dunia internasional, pelan-pelan tetapi pasti mulai menyukai perkembangan global sejak usia remaja, sehingga menjadi tertarik mendengar berbagai peristiwa yang terjadi di belahan dunia.
Perkenalan dengan masalah-masalah dunia, awalnya menjadi hobi dan kesenangan saja, bahkan sering mengirim surat ke radio-radio asing itu agar dikirimi brosur siaran dan informasi lainnya.
Sejak saat itu ia menjadi tertarik mendengar berbagai peristiwa dunia dan menekuni bidang hubungan internasional sampai bisa menyelesaikan S3 dan menjadi seorang profesor.
Menurutnya bahwa studi ilmu HI sangat mulia karena mencoba mencari sebab konflik dan mencari jalan untuk perdamaian dunia, tidak hanya dalam bidang politik, tapi juga ekonomi, sosial, dan budaya.